Jumat, 15 Juni 2012


TIPS AGAR PELAJARAN MATEMATIKA DISUKAI SISWA


Telah lama kita mendengar bahwa pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang boleh dikatakan “hantu” pada kebanyakan siswa. Apabila guru matematika berhalangan hadir di kelas dengan alasan tertentu, maka kebanyakan siswa dengan tanpa disadari meneriakkan kata” Hore…!”
dengan diikuti kegirangannya. Kita sebagai guru matematika kadang "trenyuh" melihat yang demikian, akan tetapi bagaimana lagi, "lhawong" kenyataannya demikian, dan kita tidak bisa menyalahkan satu dengan lainnya. Ya... sudah begini saja.... disini saya tidak bermaksud menggurui, atau sengaja intervensi terhadap apa yang sudah panjenengan (guru matematika, red) lakukan, tetapi hanya sekedar berbagi pengalaman tentang bagaimana susahnya mengajar matematika serta sedikit solusi yang mungkin dapat dijadikan sebuah referensi bagi bapak dan ibu.
Sebelumnya saya akan bercerita sedikit tentang apa yang saya alamai pada waktu mengajar matematika tingkat sekolah atas.  Pada waktu itu saya sedang ditugaskan di sekolah yang notabene siswanya masih punya paradikma bahwa matematika itu sulit dan sangat tidak mengenakkan. Ketika pertama kali saya masuk dikelasnya, maka spontan saya melihat wajah-wajah sinis dengan penuh kecuekannya. Dalam hati kecilku berkata, aku harus tenang!. Setelah memperkenalkan diri, saya mencoba memberi beberapa soal "sangat sederhana" yang hanya berkutat pada "RUNGKAT PIPO LONDO" (Kurung Pangkat Ping Poro lan Sudo)   atau dalam bahasa "Indianya" KUPAKAR KABAG TAKUR (Kurung Pangkat  Akar Kali Bagi Tambah dan Kurang). Bagaimana hasilnya? dalam hati agak sedih, anak seusia itu sangat susah dalam mengoperasikan matematika, jangankan untuk soal yang sulit, soal 1/3 + 1/3 , 1/3 X 1/3, dan 1/3 : 1/3, mereka sangat bingung menjawabnya.  dan anehnya mereka tidak menampakkan muka sedih sedikitpun, bahkan terkesan bangga dengan "ketidak bisaan" mereka. Waduh, blaen....! 
Dari cerita diatas, saya pun berputar otak dari pengalaman yang saya alami. Pada Mulanya saya mencoba mencari  tahu, kenapa sih anak-anak ini koq cuek ngadepi matematika.Dengan melakukan pendekatan pada beberapa siswa maka saya mendapat beberapa jawaban dari mereka yaitu :
1. Karena gurunya kalo ngajar gak enak
2. Karena gurunya mbosenin
3. Karena gurunya "katrok"
4. Karena gurunya galak
5. Karena gurunya serius banget, dll
Waduh, koq rata-rata gurunya ya, ya sudah memang anak ya demikian, kita sebagai orang tua gak boleh emosi atau bahkan ganti menyalahkan mereka, entar malah seperti mencari ujung sebuah lingkaran. Yang penting bagaimana solusi itu dialirkan.
Dari beberapa jawaban diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu faktor sulitnya matematika itu ternyata dilihat dari kacamata "kesan" yang ditimbulkan siswa terhadap guru atau dengan kata lain hanya berkutat pada faktor pelayanannya saja.
Sepertinya harus cuci otak siswa dengan “Kesan Pertama begitu Menggoda” ! , kenapa demikian? Soalnya untuk membangun rasa senang dan bangga siswa terhadap gurunya, maka diperlukan sebuah kesan menyenangkan pada diri siswa.  Menurut saya, apabila siswa memiliki rasa senang dan bangga terhadap gurunya, maka sedikit banyak mereka (siswa, red) dapat “digerakkan” menuju peperangan matematika yang sesungguhnya.
Berikut tipsnya!
Tips ini efektif dilakukan pada saat kita berkenalan di depan kelas atau pada saat anda melaksanakan kesepakatan awal /MOU sebelum pembelajaran dimulai.
1.       Ucapkan salam dengan mantap tapi jangan sampe lebay
2.       Perkenalkan diri anda, ceritakan keluarga kecil bahagia anda, istri dan sikecil anda, namun hindari menceritakan harta benda secara berlebih, misalkan : saya ini punya mobil lima!, kebanyakan siswa kurang berkenan mendengarkannya.
3.       Berikan alamat facebook, tweeter, email, atau blog anda, jika bawa laptop plus modem, tunjukkan sekalian desain blog atau kronologi anda. Memang terkesan biasa, namun hal ini mampu menciptakan motivasi siswa, minimal menanamkan mindset siswa bahwa mereka ternyata punya guru matematika yang gak gaptek.
4.       Usahakan menunjukkan ketrampilan atau hobi khusus anda diluar bidang matematika pada siswa, misalnya:
a.       Jika anda bisa menyanyi (walau spesial dalam kamar mandi….:D), lantunkan beberapa nada lagu di depan siswa, hal ini bisa mecairkan suasana dan meminimalisisr kesan guru matematika itu kaku.
b.      Jika anda punya ketrampilan sulap, tunjukkan itu di depan siswa, misalnya: dengan menggunakan kartu bridge.
c.       Jika anda punya hobi bermain alat musik (gitar, seruling, harmonica, etc.), mainkan itu, walau hanya sebentar, kalau perlu ajaklah beberapa siswa yang juga punya hobi bernyanyi untuk mengiringi permainan musik anda.
d.      Jika anda memiliki hobi menggambar, buatlah beberapa coretan secara singkat namun sedikit bertema jenaka di papan tulis, misalkan karakter kartun lucu, dengan demikian suasana kelas menjadi hangat namun tetap terkendali, dan konsentrasi siswa mulai masuk ke dalam dunia kita
e.      Jika anda punya hobi graffica, atau desain grafis, maka bawalah beberapa karya anda, serta tunjukkan pada siswa. Dan masih banyak lagi.
Beberapa contoh diatas, memang kadang terkesan konyol dan nggak ada hubungannya dengan matematika samasekali , namun efek sesudahnya sangat luar biasa. Intinya kita membangun rasa senang dan bangga siswa pada guru matematikanya.
5.       Apabila ke-empat langkah diatas telah anda lakukan, mulailah permainkan keahlian matematika anda, cobalah pada matematika yang happy fun terlebih dahulu, guna membangun mindset siswa bahwa ‘matematika itu ternyata menyenangkan juga’, misalkan dengan permainan perkalian angka sembilan yang memiliki hasil sembilan juga, dan masih banyak lagi permainan matematika.
Saya kira 5 langkah diatas sudah terlalu cukup untuk mengisi jam pertama perkenalan anda dengan para siswa dan bangunlah “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya semua siswa bisa matematika”.dan InsyaAllah pertemuan yang akan datang anda akan ditunggu-tunggu para siswa di kelas, selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar