TIPS AGAR PELAJARAN MATEMATIKA DISUKAI SISWA
Telah lama kita
mendengar bahwa pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang boleh dikatakan
“hantu” pada kebanyakan siswa. Apabila guru matematika berhalangan hadir di
kelas dengan alasan tertentu, maka kebanyakan siswa dengan tanpa disadari
meneriakkan kata” Hore…!”
dengan diikuti kegirangannya. Kita sebagai guru matematika kadang "trenyuh" melihat yang demikian, akan tetapi bagaimana lagi, "lhawong" kenyataannya demikian, dan kita tidak bisa menyalahkan satu dengan lainnya. Ya... sudah begini saja.... disini saya tidak bermaksud menggurui, atau sengaja intervensi terhadap apa yang sudah panjenengan (guru matematika, red) lakukan, tetapi hanya sekedar berbagi pengalaman tentang bagaimana susahnya mengajar matematika serta sedikit solusi yang mungkin dapat dijadikan sebuah referensi bagi bapak dan ibu.
dengan diikuti kegirangannya. Kita sebagai guru matematika kadang "trenyuh" melihat yang demikian, akan tetapi bagaimana lagi, "lhawong" kenyataannya demikian, dan kita tidak bisa menyalahkan satu dengan lainnya. Ya... sudah begini saja.... disini saya tidak bermaksud menggurui, atau sengaja intervensi terhadap apa yang sudah panjenengan (guru matematika, red) lakukan, tetapi hanya sekedar berbagi pengalaman tentang bagaimana susahnya mengajar matematika serta sedikit solusi yang mungkin dapat dijadikan sebuah referensi bagi bapak dan ibu.
Sebelumnya saya akan
bercerita sedikit tentang apa yang saya alamai pada waktu mengajar matematika
tingkat sekolah atas. Pada waktu itu saya sedang ditugaskan di sekolah
yang notabene siswanya masih punya paradikma bahwa matematika itu sulit dan
sangat tidak mengenakkan. Ketika pertama kali saya masuk dikelasnya, maka
spontan saya melihat wajah-wajah sinis dengan penuh kecuekannya. Dalam hati
kecilku berkata, aku harus tenang!. Setelah memperkenalkan diri, saya mencoba
memberi beberapa soal "sangat sederhana" yang hanya berkutat pada
"RUNGKAT PIPO LONDO" (Kurung Pangkat Ping Poro lan Sudo) atau
dalam bahasa "Indianya" KUPAKAR KABAG TAKUR (Kurung Pangkat Akar
Kali Bagi Tambah dan Kurang). Bagaimana hasilnya? dalam hati agak sedih, anak
seusia itu sangat susah dalam mengoperasikan matematika, jangankan untuk soal
yang sulit, soal 1/3 + 1/3 , 1/3 X 1/3, dan 1/3 : 1/3, mereka sangat bingung
menjawabnya. dan anehnya mereka tidak menampakkan muka sedih sedikitpun,
bahkan terkesan bangga dengan "ketidak bisaan" mereka. Waduh,
blaen....!
Dari cerita diatas, saya
pun berputar otak dari pengalaman yang saya alami. Pada Mulanya saya mencoba
mencari tahu, kenapa sih anak-anak ini koq cuek ngadepi matematika.Dengan
melakukan pendekatan pada beberapa siswa maka saya mendapat beberapa jawaban
dari mereka yaitu :
1. Karena gurunya kalo
ngajar gak enak
2. Karena gurunya
mbosenin
3. Karena gurunya
"katrok"
4. Karena gurunya galak
5. Karena gurunya serius
banget, dll
Waduh, koq rata-rata
gurunya ya, ya sudah memang anak ya demikian, kita sebagai orang tua gak boleh
emosi atau bahkan ganti menyalahkan mereka, entar malah seperti mencari ujung
sebuah lingkaran. Yang penting bagaimana solusi itu dialirkan.
Dari beberapa jawaban
diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu faktor sulitnya
matematika itu ternyata dilihat dari kacamata "kesan" yang
ditimbulkan siswa terhadap guru atau dengan kata lain hanya berkutat pada faktor
pelayanannya saja.
Sepertinya harus cuci
otak siswa dengan “Kesan Pertama begitu Menggoda” ! , kenapa demikian? Soalnya
untuk membangun rasa senang dan bangga siswa terhadap gurunya, maka diperlukan
sebuah kesan menyenangkan pada diri siswa.
Menurut saya, apabila siswa memiliki rasa senang dan bangga terhadap
gurunya, maka sedikit banyak mereka (siswa, red) dapat “digerakkan” menuju
peperangan matematika yang sesungguhnya.
Berikut tipsnya!
Tips ini efektif dilakukan pada
saat kita berkenalan di depan kelas atau pada saat anda melaksanakan
kesepakatan awal /MOU sebelum pembelajaran dimulai.
1. Ucapkan
salam dengan mantap tapi jangan sampe lebay
2. Perkenalkan
diri anda, ceritakan keluarga kecil bahagia anda, istri dan sikecil anda, namun
hindari menceritakan harta benda secara berlebih, misalkan : saya ini punya
mobil lima!, kebanyakan siswa kurang berkenan mendengarkannya.
3. Berikan
alamat facebook, tweeter, email, atau blog anda, jika bawa laptop plus modem,
tunjukkan sekalian desain blog atau kronologi anda. Memang terkesan biasa,
namun hal ini mampu menciptakan motivasi siswa, minimal menanamkan mindset
siswa bahwa mereka ternyata punya guru matematika yang gak gaptek.
4. Usahakan
menunjukkan ketrampilan atau hobi khusus anda diluar bidang matematika pada siswa,
misalnya:
a.
Jika anda bisa menyanyi (walau spesial dalam
kamar mandi….:D), lantunkan beberapa nada lagu di depan siswa, hal ini bisa
mecairkan suasana dan meminimalisisr kesan guru matematika itu kaku.
b.
Jika anda punya ketrampilan sulap, tunjukkan itu
di depan siswa, misalnya: dengan menggunakan kartu bridge.
c.
Jika anda punya hobi bermain alat musik (gitar,
seruling, harmonica, etc.), mainkan itu, walau hanya sebentar, kalau perlu
ajaklah beberapa siswa yang juga punya hobi bernyanyi untuk mengiringi permainan
musik anda.
d.
Jika anda memiliki hobi menggambar, buatlah
beberapa coretan secara singkat namun sedikit bertema jenaka di papan tulis,
misalkan karakter kartun lucu, dengan demikian suasana kelas menjadi hangat
namun tetap terkendali, dan konsentrasi siswa mulai masuk ke dalam dunia kita
e.
Jika anda punya hobi graffica, atau desain
grafis, maka bawalah beberapa karya anda, serta tunjukkan pada siswa. Dan masih
banyak lagi.
Beberapa contoh
diatas, memang kadang terkesan konyol dan nggak ada hubungannya dengan
matematika samasekali , namun efek sesudahnya sangat luar biasa. Intinya kita
membangun rasa senang dan bangga siswa pada guru matematikanya.
5. Apabila
ke-empat langkah diatas telah anda lakukan, mulailah permainkan keahlian
matematika anda, cobalah pada matematika yang happy fun terlebih dahulu, guna
membangun mindset siswa bahwa ‘matematika itu ternyata menyenangkan juga’,
misalkan dengan permainan perkalian angka sembilan yang memiliki hasil sembilan
juga, dan masih banyak lagi permainan matematika.
Saya kira 5 langkah diatas sudah
terlalu cukup untuk mengisi jam pertama perkenalan anda dengan para siswa dan
bangunlah “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya semua siswa bisa matematika”.dan InsyaAllah pertemuan yang akan datang anda akan ditunggu-tunggu para siswa di kelas, selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar