Jumat, 14 Maret 2014

Tragedi Sajadah

Tragedi Sajadah


Sajadah merupakan peralatan sholat  yang umum digunakan oleh banyak orang. Berbagai model dan ukuran banyak dijual ditoko toko kecil sampai mall-mall. Mulai dari harga belasan ribu rupiah sampai ratusan ribu rupiah telah tersedia, tinggal pilih tergantung ukuran kantong jamaah. Bahkan sekarang ini karpet tempat ibadahpun didesaian seperti sajadah dengan corak yang macam-macam pula namun didesain memanjang seukuran tempat ibadah yang ada. Seperti ilustrasi gambar di bawah ini.


Gb. 1 Ilustrasi karpet
Namun apabila kita perhatikan  yang dijumpai di masyarakat terkesan bahwa sajadah dijadikan 'batas wilayah' dirinya pada waktu sholat. Sehingga orang yang disampingnya sampai terkesan 'enggan' menginjaknya atau mungkin ada rasa 'sungkan'. Untuk lebar sajadah yang proporsional dengan postur tubuh seseorang, tidak menjadi masalah. Misalkan: orangnya gemuk dan lebar, maka ia menggunakan sajadah dengan lebar yang menyesuaikan, sehingga kaki tepat menginjak pinggir sajadah tersebut. Nah... yang menjadi masalah apabila seseorang yang tidak terlalu besar atau bahkan anak kecil yang menggunakan sajadah dengan ukuran yang terlalu lebar, maka bisa terjadi sisa lebar sajadah dapat berpotensi menimbulkan kerenggangan barisan jamaah. Kalau hal ini terjadi, maka apabila mendirikan sholat jamaah, bisa kurang sempurna. Ada ustadz yang mengatakan bahwa kerenggangan antar jamaah ini akan berpotensi ditempati syetan! Ini urusan sajadah yang notabene milik pribadi. Bagaimana kalau yang terjadi pada karpet yang ada di tempat ibadah?
Karpet tersebut didesaian seperti sajadah bergandeng-gandeng dengan batas-batas yang memiliki lebar tertentu. Kalau kita perhatikan di masyarakat, maka masyarakat  terkesan punya pemikiranbahwa garis-garis batas karpet tersebut adalah 'batas wilayah' ketika sholat jamaah. Sehingga akan ditemui barisan jamaah di tempat-tempat ibadah seperti gambar dibawah.
Gb. 2 Ilustrasi jamaah dengan renggangan-renggangan
Betapa akan timbul renggangan-renggangan antar jamaah yang luar biasa. wah.... berapa banyak ya syetan yang bisa masuk diantaranya? hmmmm.......
Padahal garis-garis tersebut bukan merupakan 'batas wilayah' apabila kita mendirikan sholat jamaah. Garis tersebut hanyalah desain ilustrasi karpet belaka. Sehingga idealnya walaupun karpet tersebut ada garis-garisnya, barisan jamaah bisa disusun seperti gambar 3 dibawah. Nah, kalau begini bisa mendukung sempurnanya jamaah sholat. Dan juga daya tampung dalam satu barisan bisa bertambah banyak.
Gb. 3 Ilustrasi jamaah tanpa memperdulikan garis karpet
Memang perlu pendekatan-pendekatan khusus dalam mengatur barisan jamaah ini. Kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa jamaah yang malakukan 'kerenggangan-kerenggangan' barisan itu dosa atau mengatakan bahwa sholatnya tidak sah dsb. Bisa jadi kejadian tersebut karena ketidak tahuan mereka, sehingga bisa dinasihati secara perlahan-lahan dan santun. Kalau diluruskan secara frontal dan terkesan menyalahkan, bisa-bisa mereka malah tidak mau sholat jamaah....hayo.... kalau seperti ini siapa yang tanggung  jawab?

Padahal sekarang ini juga sudah ada desain karpet tempat ibadah yang tidak ada garis-garisnya, sehingga mampu meminimalisir kejadian seperti tersebut di atas. Seperti ilustrasi desain seperti gambar dibawah (Gb 4)
Gb. 4 Ilustrasi desain karpet tanpa garis pembatas
Kalau diperhatikan desain karpet tanpa 'garis pembatas' akan terkesan lebih anggun dan lebih fleksibel apabila ditempatkan diruang dengan lebar yang berbeda-beda. Pemotongan karpetpun tidak terpaut pada garis-garis. Dan yang paling penting mampu meredam 'tragedi sajadah' yang terjadi di masyarakat. Semoga hidayah senantiasa terkucur pada kita semua. Aaamiin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar